KEGAGALAN BUKAN BATU SANDUNGAN
UNTUK MERAIH IMPIAN
Saat
paling mendebarkan ketika aku duduk di bangku SMA adalah UAN (Ujian Akhir
Nasional) namun, ketika itu usai yang mendebarkan adalah Pergururuan Tinggi
Negeri (PTN) mana yang akan kita pilih dan apakah kita berhasil menempuh
ujian-ujian dari PTN tersebut. Orang tuaku tidak mengizinkanku mencoba PTN
diluar Jakarta dengan alasan yang tak bisa kusebutkan. Berbagai usaha pasti akan dilakukan oleh semua
siswa termasuk aku, karena tidak akan ada impian yang terjemput tanpa usaha.
Hampir
semua tes masuk PTN aku ikuti demi menjemput impianku. Diawali dengan simak UI,
aku berusaha untuk lulus PTN pada simak UI, diawali dengan mengikuti bimbingan
belajar, aku menambah bekal ilmuku. Saat pendaftaran aku melihat lokasi saat
aku simak nanti aku merasa senang karena aku mengetahui letak dari lokasi
tersebut, aku tes simak di SMA 54 Kampung Melayu yang dekat dengan rumah
nenekku. Karena aku tahu letaknya aku tidak ingin diantar oleh ayahku nanti,
aku memutuskan janjian dengan teman dekatku. Senang rasanya tidak perlu
merepotkan orang tuaku untuk bersusah payah mengantar aku ke tempat itu. Saat
pengumuman simak diterbitkan, orangtuaku sangat antusias dengan hasil
pengumuman, ketika aku mengecek hasil pengumumannya ternyata tak ada namaku
ataupun nomer ujian simakku. Tak bisa kupungkiri, sedih melandaku, namun masih
ada harapan untuk tes selanjutnya. Aku bersemangat.
Tes
kedua untuk masuk PTN yang satu ini aku
begitu antusias, UMB. UMB diadakan oleh beberapa universitas negeri. Ketika
melakukan pendaftaran aku berharap mendapatkan lokasi yang terdekat. UNJ, ya
UNJ adalah tempat tes berikutnya. Ilmu yang telah kudapatkan, doa serta restu
orang tua mengiringiku pergi ke tempat peraduan nasibku. Ayahku mengantarku,
sempat ada masalah dalam perjalanan yaitu, terlewat dari lokasi yang akan
dituju, aku tahu ayahku lelah, namun
melihatku bersemangat, ayahku menjadi semangat. Senang rasanya saat tes itu
berakhir. Namu rasa senang itu sirna saat pengumuman kelulusan, aku tidak lulus
lagi. Tidak putus asa aku berharap pada tes berikutnya.
Tes
ketiga masuk PTN, masih dengan semangat yang menggebu untuk segera menjemput
impianku, aku mendaftarakan diri sebagai peserta SNMPTN. Lkasi yang satu ini
jauh dari rumahku, ada di daerah Karet Tengsing, cukup berat memang dengan dua
hari ujian ditambah lokasi yang jauh, ayahku mengantarkanku. Aku tahu ini
melelahkan, tapi aku yakin masih ada harapan. Namun, bukan disinilah harapanku
digantungkan, aku gagal.
Ternyata
kegagalan ku tidak hanya sampai disini, aku gagal ujian masuk STAN, aku gagal
dengan POLTEKES. Sedih sekali, hanya Allah lah tempatku besandar. Aku
mengecewakan orang tuaku.
Aku
hanya tahu bahwa usaha tak akan ada yang sia-sia di dunia ini, jika aku gagal
dalam semua ini, pasti akan ada jalan keluarnya. Ambil sisi positif dari
pengalamanku bahwa aku telah mendapatkan teman-teman baru saat melakukan ujian
masuk PTN. Pengetahuanku bertambah. Orang tuaku menyarankan untuk tidak menunda
kuliahku. Universitas Gunadarma menjadi tempatku menimba ilmu hingga sekarang
ini. Senang bisa berkuliah disini, harus kusyukuri aku mendapat teman-teman
baru yang akan menambah goresan pengalaman hidupku, awalnya aku takut melangkah
ke kehidupan baru perkuliahan. Ternyata dengan teman-teman yang aku dapatkan
disini baik-baik dan mau menerima diriku apa adanya. Terima kasih teman-teman.
Dari
semua kegagalan yang aku alami, aku memetik pelajaran yang sangat berharga.
Impianku terjemput dengan usahaku. Aku bersyukur atas apa yang Allah berikan
kepadaku. Sebesar apa harapan dan usaha kita, Allah lah yang akan menentukan.
Dia maha mengetahui apa yang terbaik untuk makhluk-Nya. Masih banyak
teman-teman diluar sana yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya, namun aku
masih diberi kesempatan dan seharusnya aku bersyukur. Allah membalas usahaku dengan pelajaran hidup
yang beharga. Allah menilai usaha makhluknya sekesil apapun, jika tidak berbuah
manis sekarang mungkin akan diberikan di waktu yang akan datang. Setiap orang
pasti pernah mengalami kegagalan. Kegagalan bukan merupakan batu sandungan untuk
meraih masa depan, tetapi kegagalan adalah pelajaran dan perhiasan untuk meraih
masa depan. Jangan pantang menyerah meraih impian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar