wellcome to my blog



syukuri apa yang kita miliki, maka kita akan menerima diri kita apa adanya :)

Kamis, 19 April 2012

KEGAGALAN BUKAN BATU SANDUNGAN UNTUK MERAIH IMPIAN


KEGAGALAN BUKAN BATU SANDUNGAN UNTUK MERAIH IMPIAN

Saat paling mendebarkan ketika aku duduk di bangku SMA adalah UAN (Ujian Akhir Nasional) namun, ketika itu usai yang mendebarkan adalah Pergururuan Tinggi Negeri (PTN) mana yang akan kita pilih dan apakah kita berhasil menempuh ujian-ujian dari PTN tersebut. Orang tuaku tidak mengizinkanku mencoba PTN diluar Jakarta dengan alasan yang tak bisa kusebutkan.  Berbagai usaha pasti akan dilakukan oleh semua siswa termasuk aku, karena tidak akan ada impian yang terjemput tanpa usaha. 

Hampir semua tes masuk PTN aku ikuti demi menjemput impianku. Diawali dengan simak UI, aku berusaha untuk lulus PTN pada simak UI, diawali dengan mengikuti bimbingan belajar, aku menambah bekal ilmuku. Saat pendaftaran aku melihat lokasi saat aku simak nanti aku merasa senang karena aku mengetahui letak dari lokasi tersebut, aku tes simak di SMA 54 Kampung Melayu yang dekat dengan rumah nenekku. Karena aku tahu letaknya aku tidak ingin diantar oleh ayahku nanti, aku memutuskan janjian dengan teman dekatku. Senang rasanya tidak perlu merepotkan orang tuaku untuk bersusah payah mengantar aku ke tempat itu. Saat pengumuman simak diterbitkan, orangtuaku sangat antusias dengan hasil pengumuman, ketika aku mengecek hasil pengumumannya ternyata tak ada namaku ataupun nomer ujian simakku. Tak bisa kupungkiri, sedih melandaku, namun masih ada harapan untuk tes selanjutnya. Aku bersemangat.

Tes kedua untuk masuk  PTN yang satu ini aku begitu antusias, UMB. UMB diadakan oleh beberapa universitas negeri. Ketika melakukan pendaftaran aku berharap mendapatkan lokasi yang terdekat. UNJ, ya UNJ adalah tempat tes berikutnya. Ilmu yang telah kudapatkan, doa serta restu orang tua mengiringiku pergi ke tempat peraduan nasibku. Ayahku mengantarku, sempat ada masalah dalam perjalanan yaitu, terlewat dari lokasi yang akan dituju, aku tahu  ayahku lelah, namun melihatku bersemangat, ayahku menjadi semangat. Senang rasanya saat tes itu berakhir. Namu rasa senang itu sirna saat pengumuman kelulusan, aku tidak lulus lagi. Tidak putus asa aku berharap pada tes berikutnya.

Tes ketiga masuk PTN, masih dengan semangat yang menggebu untuk segera menjemput impianku, aku mendaftarakan diri sebagai peserta SNMPTN. Lkasi yang satu ini jauh dari rumahku, ada di daerah Karet Tengsing, cukup berat memang dengan dua hari ujian ditambah lokasi yang jauh, ayahku mengantarkanku. Aku tahu ini melelahkan, tapi aku yakin masih ada harapan. Namun, bukan disinilah harapanku digantungkan, aku gagal.

Ternyata kegagalan ku tidak hanya sampai disini, aku gagal ujian masuk STAN, aku gagal dengan POLTEKES. Sedih sekali, hanya Allah lah tempatku besandar. Aku mengecewakan orang tuaku. 

 Aku hanya tahu bahwa usaha tak akan ada yang sia-sia di dunia ini, jika aku gagal dalam semua ini, pasti akan ada jalan keluarnya. Ambil sisi positif dari pengalamanku bahwa aku telah mendapatkan teman-teman baru saat melakukan ujian masuk PTN. Pengetahuanku bertambah. Orang tuaku menyarankan untuk tidak menunda kuliahku. Universitas Gunadarma menjadi tempatku menimba ilmu hingga sekarang ini. Senang bisa berkuliah disini, harus kusyukuri aku mendapat teman-teman baru yang akan menambah goresan pengalaman hidupku, awalnya aku takut melangkah ke kehidupan baru perkuliahan. Ternyata dengan teman-teman yang aku dapatkan disini baik-baik dan mau menerima diriku apa adanya. Terima kasih teman-teman.

Dari semua kegagalan yang aku alami, aku memetik pelajaran yang sangat berharga. Impianku terjemput dengan usahaku. Aku bersyukur atas apa yang Allah berikan kepadaku. Sebesar apa harapan dan usaha kita, Allah lah yang akan menentukan. Dia maha mengetahui apa yang terbaik untuk makhluk-Nya. Masih banyak teman-teman diluar sana yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya, namun aku masih diberi kesempatan dan seharusnya aku bersyukur.  Allah membalas usahaku dengan pelajaran hidup yang beharga. Allah menilai usaha makhluknya sekesil apapun, jika tidak berbuah manis sekarang mungkin akan diberikan di waktu yang akan datang. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan.  Kegagalan bukan merupakan batu sandungan untuk meraih masa depan, tetapi kegagalan adalah pelajaran dan perhiasan untuk meraih masa depan. Jangan pantang menyerah meraih impian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar