wellcome to my blog



syukuri apa yang kita miliki, maka kita akan menerima diri kita apa adanya :)

Rabu, 25 April 2012

“BERSENANG-SENANG” SETELAH UJIAN NASIONAL


“BERSENANG-SENANG” SETELAH UJIAN NASIONAL

          Ujian Nasional adalah ujian akhir dari suatu sekolah yang diadakan oleh negara pada waktu serempak. Ujian ini menentukan apakah sekolah kita selama 6 tahun bagi siswa atau siswi SD atau 3 tahun bagi siswa dan siswi SMA, SMK maupun SMP lulus atau tidak dalam waktu 3-5 hari ujian. 

Bagi anak sekolah ujian akhir nasional merupakan hal yang sangat ditakuti untuk dijalani. Takut akan hasil akhir yang menentukan mereka lulus atau tidak. Mereka tidak ingin membuat orang tua mereka kecewa. Mereka ingin lulus dengan nilai baik atau mungkin terbaik. Saya yakin hampir setiap siswa atau siswi merasa nervous saat mendekati Ujian Nasional. Doa dari orang tua akan membuat hati tenang, karena pelajar akan merasa diperhatikan dan merasa diberi semangat oleh orang tua mereka. 

Setiap sekolah memiliki ritual khusus untuk menyiapkan anak didiknya untuk menghadapi Ujian Nasional. Setiap sekolah membekali anak didiknya dengan PM (Pendalaman Materi) beberapa bulan sebelum adanya UN. Kemudian ketika sudah dekat dengan hari ujian sekolah mengadakan doa bersama agar para murid sadar akan kesalahan-kesalahan mereka dan lebih mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa meminta kemudahan saat menjalani ujian. Salain memaafkan diantara para siswa maupun siswi mereka juga meminta maaf kepada guru-guru mereka yang telah membantu mereka menimba ilmu selama kurang lebih 3 tahun. 
 
Namun, di Indonesia ini kita pasti sudah sering melihat kebiasaan para siswa setelah menyelesaikan Ujian Nasional. Terutama bagi siswa Sekolah Menengah Atas ataupun kejuruan. Mereka menganggap diri mereka sudah dewasa dan dengan seenaknya menentukan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk menghilangkan suntuk setelah berjuang keras menyelesaikan Ujian Nasional. Contohnya ialah, mencoret-coret seragam sekolah, bahkan ada yang melakukan seks bebas maupun minum-minuman keras ataupun tawuran antar sekolah.

Ini merupakan salah satu cara yang tidak terpuji untuk menutup kegiatan Ujian Nasional. Harusnya mereka tetap berdoa karena hasil ujian mereka belum keluar. Mereka belum mengethaui keputusan dari ujian itu apakah mereka akan lulus atau tidak.

Mereka akan mengecewakan orang tua mereka, atau merusak nama baik sekolah. Mereka mencoret-coret baju seragam mereka. Alangkah baiknya jika baju seragam mereka masih layak pakai disumbangkan kepada anak-anak sekolah yang kurang mampu, bahkan ada anak sekolah yang rela bekerja demi mendapatkan seragam baru, kenapa bagi mereka yang mampu malah menyia-nyiakannya. Mabuk-mabukan juga kegiatan mereka salah satunya Seks bebas yang mereka lakukan dapat merugikan diri mereka sendiri dan mencocreng nama nbaik keluarga maupun sekolah. Ini bukan ciri bangsa Indonesia. Ini akan merusak moral bangsa, bagaimana tidak para pelajar generasi penerus bangsa yang seharusnya bisa membanggakan negara untuk dunia malah merusak dirinya sendiri sejak dini.

Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan sebelum ujian seperti mendekatkan diri yang Maha Kuasa seperti lenyap tertiup angin dengan mudahnya. Harusya mereka berlaku lebih baik, tidak hanya sampai pengumuman kelulusan alangkah baiknya perilaku baik dijadikan kebiasaan dalam hidup kita. Ujian Naasional dapat dijadikan latihan untuk tidak “bersenang-senag” seperti itu. Mencari kepuasan batin dengan cara yng salah, coret-coret sergam, mabuk-mabukan, seks bebas, maupun tawuran.

“bersenang-senang” setelah Ujian Nasional lakukanlah dengan hal-hal yang positif agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Tidak ada korban perasaan, maupun korban jiwa. Tidak lucu jika ada seorang anak yang meninggal karena pertikaian setelah Ujian Nasional.

Orang tua juga akan merasa kecewa dengan kelakuan anaknya yang seperti itu, guru-guru di sekolah akan merasa di coret-coret wajahnya karena kelakuan anak didiknya yang melewati batas. Paling tidak tinggalkan kesan baik saat kita lulus dari sekolah. Berikanlah senyuman bahagia kepada guru-guru kita. Mereka tidak meminta materi lebih untuk jasasjasa mereka selama kurang lebih 3 tahun. Setidaknya walaupun nilai kurang maksimal yang terpenting kita sudah berusaha meraihnya. Jika perilaku baik, maka guru-guru akan senang. Mereka akan senang jika anak didiknya lulus nanti akan meninggalkan kesan baik nantinya dimata mereka, masyarakat atau dalam lingkup luas yaitu bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar