“BERSENANG-SENANG”
SETELAH UJIAN NASIONAL
Ujian
Nasional adalah ujian akhir dari suatu sekolah yang diadakan oleh negara pada
waktu serempak. Ujian ini menentukan apakah sekolah kita selama 6 tahun bagi
siswa atau siswi SD atau 3 tahun bagi siswa dan siswi SMA, SMK maupun SMP lulus
atau tidak dalam waktu 3-5 hari ujian.
Bagi
anak sekolah ujian akhir nasional merupakan hal yang sangat ditakuti untuk
dijalani. Takut akan hasil akhir yang menentukan mereka lulus atau tidak.
Mereka tidak ingin membuat orang tua mereka kecewa. Mereka ingin lulus dengan
nilai baik atau mungkin terbaik. Saya yakin hampir setiap siswa atau siswi
merasa nervous saat mendekati Ujian
Nasional. Doa dari orang tua akan membuat hati tenang, karena pelajar akan
merasa diperhatikan dan merasa diberi semangat oleh orang tua mereka.
Setiap
sekolah memiliki ritual khusus untuk menyiapkan anak didiknya untuk menghadapi
Ujian Nasional. Setiap sekolah membekali anak didiknya dengan PM (Pendalaman
Materi) beberapa bulan sebelum adanya UN. Kemudian ketika sudah dekat dengan
hari ujian sekolah mengadakan doa bersama agar para murid sadar akan
kesalahan-kesalahan mereka dan lebih mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa
meminta kemudahan saat menjalani ujian. Salain memaafkan diantara para siswa
maupun siswi mereka juga meminta maaf kepada guru-guru mereka yang telah
membantu mereka menimba ilmu selama kurang lebih 3 tahun.
Namun,
di Indonesia ini kita pasti sudah sering melihat kebiasaan para siswa setelah
menyelesaikan Ujian Nasional. Terutama bagi siswa Sekolah Menengah Atas ataupun
kejuruan. Mereka menganggap diri mereka sudah dewasa dan dengan seenaknya
menentukan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk menghilangkan suntuk
setelah berjuang keras menyelesaikan Ujian Nasional. Contohnya ialah,
mencoret-coret seragam sekolah, bahkan ada yang melakukan seks bebas maupun
minum-minuman keras ataupun tawuran antar sekolah.
Ini
merupakan salah satu cara yang tidak terpuji untuk menutup kegiatan Ujian
Nasional. Harusnya mereka tetap berdoa karena hasil ujian mereka belum keluar.
Mereka belum mengethaui keputusan dari ujian itu apakah mereka akan lulus atau
tidak.
Mereka
akan mengecewakan orang tua mereka, atau merusak nama baik sekolah. Mereka
mencoret-coret baju seragam mereka. Alangkah baiknya jika baju seragam mereka
masih layak pakai disumbangkan kepada anak-anak sekolah yang kurang mampu,
bahkan ada anak sekolah yang rela bekerja demi mendapatkan seragam baru, kenapa
bagi mereka yang mampu malah menyia-nyiakannya. Mabuk-mabukan juga kegiatan
mereka salah satunya Seks bebas yang mereka lakukan dapat merugikan diri mereka
sendiri dan mencocreng nama nbaik keluarga maupun sekolah. Ini bukan ciri
bangsa Indonesia. Ini akan merusak moral bangsa, bagaimana tidak para pelajar
generasi penerus bangsa yang seharusnya bisa membanggakan negara untuk dunia
malah merusak dirinya sendiri sejak dini.
Kegiatan-kegiatan
yang mereka lakukan sebelum ujian seperti mendekatkan diri yang Maha Kuasa
seperti lenyap tertiup angin dengan mudahnya. Harusya mereka berlaku lebih
baik, tidak hanya sampai pengumuman kelulusan alangkah baiknya perilaku baik
dijadikan kebiasaan dalam hidup kita. Ujian Naasional dapat dijadikan latihan
untuk tidak “bersenang-senag” seperti itu. Mencari kepuasan batin dengan cara
yng salah, coret-coret sergam, mabuk-mabukan, seks bebas, maupun tawuran.
“bersenang-senang”
setelah Ujian Nasional lakukanlah dengan hal-hal yang positif agar tidak ada
pihak yang merasa dirugikan. Tidak ada korban perasaan, maupun korban jiwa.
Tidak lucu jika ada seorang anak yang meninggal karena pertikaian setelah Ujian
Nasional.
Orang
tua juga akan merasa kecewa dengan kelakuan anaknya yang seperti itu, guru-guru
di sekolah akan merasa di coret-coret wajahnya karena kelakuan anak didiknya
yang melewati batas. Paling tidak tinggalkan kesan baik saat kita lulus dari
sekolah. Berikanlah senyuman bahagia kepada guru-guru kita. Mereka tidak
meminta materi lebih untuk jasasjasa mereka selama kurang lebih 3 tahun.
Setidaknya walaupun nilai kurang maksimal yang terpenting kita sudah berusaha
meraihnya. Jika perilaku baik, maka guru-guru akan senang. Mereka akan senang
jika anak didiknya lulus nanti akan meninggalkan kesan baik nantinya dimata
mereka, masyarakat atau dalam lingkup luas yaitu bangsa Indonesia.