Api Amarahmu
Alam wajahmu kini bermuram durja dari kebakaran hutan, lelehan es di kutub-kutubmu, banjir, hempasan gelombang tsunami, letusan gunung berapi, cuaca yang tak menentu hingga lumpur yang kau muntahkan dari perutmu. Wahai bumi kenapa kau murka dengan kami? Apakah karena kesalahan kami memperlakukanmu sesuka hati? Bencana yang terjadi di bumi ini seperti halnya kebakaran hutan merupakan sumbangsih dari kesalahan kami.
Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab hijaumu yang luntur dan digantikan oleh kekeringan yang melanda. Kebakaran hutan dapat terjadi akibat faktor alam dan faktor kelalaian manusia, kebakaran hutan yang terjadi akibat faktor alam disebabkan oleh cuaca panas yang berkepanjangan sedangkan kebakaran hutan yang terjadi akibat kelalaian manusia disebabkan para penebang liar membabat pohon-pohon sesuka hati mereka untuk penjualan kayu illegal, membangun hunian seperti villa yang dijadikan investasi mereka demi keuntungan materi semata.
Ada beberapa dampak penebangan hutan secara liar terhadap lingkungan dampak pertama yaitu, hilangnya habitat hewan-hewan, mereka akan kehilangan tempat tinggal, tempat mecari makan, tempat mereka berkembang biak, sehingga dapat menyebabkan kepunahan hewan-hewan tersebut. Dampak kedua, Volume oksigen akan berkurang, oksigen yang kita hirup saat bernafas hilang dibabat para manusia. Alam apa saat ini kau murka? Hingga kau luapkan api kemarahanmu kepada kami para manusia. Erosi terjadi dimana-mana yang menyebakan hilangnya jiwa manusia hingga materi penghidupannya, krisis air bersih terjadi dimana-mana, hingga menyebabkan pemanasan global karena tidak ada lagi penyaringan udara yang dapat melubangi lapisan ozon bumi, hal ini akan mengakibatkan perubahan iklim yang dapat menghambat produktivitas petani dalam memenuhi kebutuhan pangan para manusia.
Indonesia merupakan salah satu Negara penyumbang oksigen terbanyak di dunia, namun saat ini hutan Indonesia mengalami deforastasi atau penurunan tingkat keluasan hutan, saat ini kondisi kawasan hutan di Indonesia mengalami kerusakan sangat parah. Bahkan menurut San Afri Awang, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, luas areal hutan di Indonesia menurun dari 162 juta hektar tinggal menjadi 98 juta hektar saja
Tidak ada kata terlambat untuk mengubah suatu hal menjadi lebih baik, masih ada waktu untuk memulihkan keadaan bumi dengan cara mengesampingkan egomu para manusia untuk kepentingan alam tercinta ini.
Sumber Pustaka:
http://www.attayaya.net/2009/02/dampak-kebakaran-hutan.html
http://nasional.vivanews.com/news/read/21286-luas_hutan_indonesia_semakin_berkurang
Menurut saya bukan kita, yang tinggal tempat "rain forest" berada, yang khawatir, melainkan mereka yang tidak memiliki "rain forest". Kita jangan terjebak oleh kampanye-kampanye terselubung yang sepertinya memojokkan orang-orang Indonesia atas pembalakan hutan. Untuk siapakah kayu-kayu itu ditebang? Yah, untuk mereka-mereka itu; mereka yang tidak tinggal di sekitar "rain forest". Kemudian setelah menyadari suhu semakin memanas, mereka mendesak kita untuk menghijaukan kembali. Hmm, pintar sekali mereka memutarbalikkan fakta tentang siapa yang bersalah akan kerusakan hutan kita....
BalasHapusFrom Me To You
makasi ya komentar dan masukannya.
BalasHapustulisan yang sangat menginspirasi.. ^_^
BalasHapus